Gunting Syafruddin adalah salah satu kebijakan moneter paling berani dalam sejarah ekonomi Indonesia, yang dirancang untuk menstabilkan kondisi keuangan negara pada awal era Demokrasi Liberal. Kebijakan ini melibatkan pemotongan secara fisik uang kertas pecahan tertentu menjadi dua bagian, dengan tujuan mengurangi jumlah uang beredar, menekan inflasi, menyederhanakan jenis mata uang, serta mengisi kas pemerintah melalui penerbitan obligasi wajib. Di samping itu, Syafruddin Prawiranegara selaku Menteri Keuangan juga memperkenalkan Sertifikat Devisa untuk mendorong ekspor dan membatasi impor. Secara jangka pendek, kebijakan gunting ini berhasil menurunkan laju inflasi dan memperkuat posisi rupiah, tetapi dalam jangka menengah hingga panjang, masalah ekonomi lama kembali muncul, menimbulkan kritik, dan menimbulkan efek psikologis di kalangan masyarakat dan pelaku usaha.
1. Latar Belakang Ekonomi Pascakemerdekaan
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada akhir 1949, pemerintah mewarisi utang luar negeri sebesar sekitar Rp 1,5 triliun dan utang dalam negeri Rp 2,8 triliun, sementara defisit anggaran mencapai Rp 5,1 miliar KOMPAS.com. Inflasi melambung tinggi, harga kebutuhan pokok meroket, dan ada tiga jenis mata uang yang beredar—ORI, mata uang Belanda keluaran De Javasche Bank, dan uang NICA—menyebabkan kerancuan di pasar uang Wikipedia. Kondisi ini dianggap mengancam stabilitas ekonomi dan menghambat proses pembangunan nasional, sehingga diperlukan tindakan drastis.
2. Tokoh Utama: Syafruddin Prawiranegara
Syafruddin Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, dikenal sebagai sosok yang berani mengambil langkah luar biasa untuk menstabilkan keuangan negara Republika Online. Selain merumuskan kebijakan gunting, ia pernah mencetuskan Oeang Republik Indonesia (ORI) yang menjadi cikal bakal mata uang rupiah modern KOMPASIANA.
3. Mekanisme Gunting Uang
Pada pukul 20.00 tanggal 10 Maret 1950, pemerintah mengumumkan bahwa semua uang “merah” (uang NICA) dan uang De Javasche Bank pecahan Rp 5 ke atas dipotong menjadi dua bagian Wikipedia.
- Potongan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran sah dengan nilai setengah dari nilai semula, hingga batas waktu penukaran pada 9 Agustus pukul 18.00. Selanjutnya, potongan ini harus ditukar dengan uang kertas baru di bank dan tempat yang ditunjuk antara 22 Maret–16 April Wikipedia.
- Potongan kanan tidak berlaku sebagai alat pembayaran, namun dapat ditukarkan dengan obligasi negara senilai setengah nilai semula, dengan jangka waktu pelunasan 30 tahun dan bunga 3 % per tahun Wikipedia.
Pecahan Rp 2,50 ke bawah dan uang ORI tidak mengalami sanering Wikipedia.
4. Tujuan Utama Kebijakan
- Menekan Inflasi: Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, pemerintah berharap harga-harga kebutuhan pokok dapat terkendali Tirto.
- Standarisasi Mata Uang: Menggantikan berbagai jenis uang menjadi satu mata uang baru untuk menyederhanakan sistem pembayaran Tempo.
- Pengisian Kas Negara: Penerbitan obligasi wajib dari potongan kanan uang secara tidak langsung menambah pemasukan kas negara hingga diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar Wikipedia.
5. Dampak Jangka Pendek
Kasus Gunting Syafruddin berhasil mengurangi jumlah uang beredar secara signifikan, sehingga inflasi menurun dalam beberapa bulan pertama KOMPAS.com. Posisi rupiah sempat menguat dan harga barang kebutuhan pokok relatif stabil dibanding sebelum kebijakan CNBC Indonesia.
6. Dampak Jangka Menengah dan Panjang
Dalam kurun 1951–1953, suplai uang kembali meningkat dan inflasi berulang; pada 1953, indeks harga 19 bahan pokok melonjak 250 % dibanding 1950 KOMPAS.comkumparan. Efek psikologis kebijakan gunting mendorong ketidakpercayaan publik terhadap uang kertas, masyarakat menimbun barang dan mengubah pola konsumsi, sementara pedagang menunggu waktu yang tidak pasti untuk menjual stok mereka kumparan.
7. Kebijakan Sertifikat Devisa
Satu minggu sebelum Gunting Syafruddin, Syafruddin juga meluncurkan Sertifikat Devisa (SD) untuk mendorong ekspor dan menekan impor Wikipedia. Eksportir memperoleh SD senilai 50 % harga ekspor, sedangkan importir wajib membeli SD sesuai nilai barang impor dengan kurs efektif 300 % dari kurs resmi; selisih ini masuk ke kas negara Wikipedia. Kebijakan ini menambah pendapatan pemerintah dari Rp 1,871 miliar menjadi Rp 6,990 miliar dalam masa singkat Wikipedia.
8. Kontroversi dan Kritik
Meski efektif jangka pendek, kebijakan gunting menuai kritik:
- Beban Rakyat: Meski pecahan besar umumnya milik golongan atas, implikasi psikologis kebijakan ini dirasakan luas oleh semua lapisan masyarakat KOMPASIANA.
- Ketidakpastian Ekonomi: Proses penukaran uang yang terbatas waktu memicu kepanikan dan spekulasi Blog Resmi HIMSE.
- Ketergantungan pada Obligasi Jangka Panjang: Masyarakat meragukan kemampuan negara menebus obligasi 30 tahun kemudian, sehingga menurunkan kepercayaan pada kebijakan fiskal Tirto.
9. Pelajaran dan Relevansi
Kebijakan Gunting Syafruddin menunjukkan bahwa langkah moneter ekstrem dapat menimbulkan efek campuran: mampu menstabilkan harga dalam jangka pendek, tetapi menimbulkan masalah struktural dan psikologis di masyarakat. Keberhasilan parsialnya juga mengingatkan pada pentingnya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter serta transparansi untuk menjaga kepercayaan publik.
Pelajaran yang Bisa Diambil
Gunting Syafruddin merupakan tonggak penting dalam sejarah kebijakan ekonomi Indonesia—sebuah eksperimen radikal untuk mengatasi krisis pascakemerdekaan. Walaupun berhasil menahan inflasi pada awalnya dan memperkuat posisi rupiah, efek sampingnya dalam jangka menengah dan panjang menegaskan kompleksitas hubungan antara kebijakan moneter, kepercayaan publik, dan stabilitas ekonomi. Pelajaran dari kebijakan ini tetap relevan bagi perumusan kebijakan ekonomi makro modern, khususnya dalam situasi krisis.
Daftar Pustaka Singkat
- Wikipedia, “Gunting Syafruddin” Wikipedia
- Kompas.com, “Gunting Syafruddin: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya” KOMPAS.com
- Kompas Stori, “Sanering, Kebijakan Pengguntingan Nilai Uang” KOMPAS.com
- Republika Online, “Gunting Syafruddin: Ketika Uang ‘Dibelah Dua’” Republika Online
- Tirto.id, “Gunting Uang ala Menkeu Syafruddin demi Atasi Krisis Ekonomi” Tirto
- Tempo.co, “Cerita Berlakunya Aturan Sanering Menkeu Sjafrudin 70 Tahun Lalu” Tempo
- Kumparan.com, “Dampak Gunting Syafrudin beserta Latar Belakang dan Tujuannya” kumparan
Foto Galeri















