Kaleidoskop 1957

Berikut adalah kaleidoskop peristiwa penting di Indonesia sepanjang tahun 1957 :

BulanPeristiwa Penting
JanuariGerakan separatis semakin menguat di Sumatra dan Sulawesi, dengan tuntutan otonomi lebih besar dari pemerintah pusat.
Ketidakpuasan terhadap sistem parlementer semakin meluas, terutama di kalangan militer dan kelompok nasionalis.
FebruariPemerintah semakin mempercepat nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, khususnya milik Belanda.
Ketegangan politik antara pemerintah pusat dan militer daerah meningkat, terutama di Sumatra dan Sulawesi.
Maret– 14 Maret: Kabinet Ali Sastroamidjojo II mengundurkan diri, akibat meningkatnya krisis politik dan ekonomi.
– 15 Maret: Presiden Soekarno mengusulkan konsep Demokrasi Terpimpin, sebagai solusi terhadap ketidakstabilan politik.
April– 25 April: Kabinet Djuanda dibentuk, dikenal sebagai Kabinet Karya dengan fokus pada stabilisasi politik dan ekonomi.
Pemberontakan bersenjata mulai terjadi di beberapa wilayah Sumatra dan Sulawesi.
Mei– 30 Mei: Pemerintah mulai menggalakkan kampanye “Kembali ke UUD 1945”, untuk menggantikan sistem parlementer dengan sistem presidensial.
Juni– 5 Juni: Operasi militer dilancarkan untuk menumpas gerakan separatis di Sumatra dan Sulawesi.
Juli– 1 Juli: Pemerintah semakin memperketat kontrol terhadap perusahaan-perusahaan Belanda, sebagai bagian dari kebijakan nasionalisasi.
Agustus– 17 Agustus: Peringatan Hari Kemerdekaan ke-12 berlangsung dengan tema persatuan nasional dan kemandirian ekonomi.
September– 10 September: Hubungan Indonesia-Belanda semakin memburuk akibat masalah Irian Barat, dengan pemerintah mulai mengusulkan langkah lebih tegas terhadap Belanda.
Oktober– 5 Oktober: Peringatan Hari ABRI diwarnai dengan peningkatan peran militer dalam pemerintahan, sebagai respons terhadap ancaman separatisme.
November– 30 November: Terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno di Perguruan Cikini, Jakarta, yang dikenal sebagai Peristiwa Cikini.
Desember– 2 Desember: Pemerintah mengeluarkan kebijakan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan Belanda, sebagai bagian dari tekanan terhadap Belanda terkait Irian Barat.

Tahun 1957 merupakan tahun yang penuh ketegangan, dengan munculnya gerakan separatis di daerah, krisis politik yang menyebabkan jatuhnya kabinet parlementer, serta awal penerapan Demokrasi Terpimpin oleh Soekarno. Tahun ini juga menjadi titik penting dalam perjuangan Indonesia untuk merebut Irian Barat dari Belanda.