Kaleidoskop 1946

Tahun 1946 adalah tahun penuh perjuangan bagi Indonesia, dengan fokus utama pada perjuangan diplomasi dan mempertahankan kemerdekaan dari upaya Belanda untuk kembali berkuasa.

Tahun 1946 merupakan periode penuh tantangan bagi Indonesia yang baru saja merdeka. Selain menghadapi ancaman dari Belanda yang ingin kembali berkuasa, Indonesia juga harus memperkuat pemerintahan dan mempertahankan kedaulatan. Berikut adalah peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun 1946:

1. Bentuk Pemerintahan dan Pemindahan Ibu Kota

Pada awal tahun, Belanda mulai menguasai beberapa wilayah strategis. Untuk menghindari ancaman, pada 4 Januari 1946, pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Keputusan ini diambil karena Yogyakarta dianggap lebih aman dan strategis dalam mempertahankan pemerintahan.

2. Perundingan Linggarjati

Pada 15 November 1946, Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan di Linggarjati, Jawa Barat. Hasilnya, Belanda mengakui kekuasaan de facto Republik Indonesia atas Jawa, Sumatra, dan Madura. Namun, Indonesia harus berunding lebih lanjut untuk pembentukan negara federal dalam waktu dua tahun. Perjanjian ini ditandatangani pada 15 Desember 1946, tetapi akhirnya banyak dilanggar oleh Belanda.

3. Agresi Militer dan Konflik di Berbagai Daerah

Di berbagai daerah, perlawanan terhadap Belanda terus berlangsung. Salah satu peristiwa penting adalah pertempuran di Sulawesi Selatan pada Desember 1946, di mana terjadi pembantaian terhadap rakyat oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Raymond Westerling.

4. Pendirian Bank Negara Indonesia (BNI)

Untuk memperkuat ekonomi negara yang baru berdiri, pada 5 Juli 1946, pemerintah mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank pertama milik Indonesia. BNI berperan penting dalam mendukung keuangan negara saat itu.

Tahun 1946 adalah masa krusial bagi Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan di tengah tekanan Belanda dan dinamika politik internasional.