Pada suatu masa di negeri yang jauh, hiduplah seorang nelayan tua yang miskin. Ia tinggal bersama istri dan tiga anaknya di sebuah gubuk sederhana dekat pantai. Setiap hari, ia pergi memancing ke laut, dengan harapan membawa pulang cukup ikan untuk menghidupi keluarganya. Namun, hasil tangkapannya sering kali tidak seberapa, dan kehidupan mereka pun penuh dengan kesulitan.
Penemuan Botol Tertutup
Suatu pagi, seperti biasa, sang nelayan pergi ke pantai dengan membawa jaringnya. Ia memiliki kebiasaan untuk melempar jaringnya ke laut sebanyak empat kali sehari, tidak lebih. Kali ini, ia melempar jaringnya untuk pertama kali, dan ketika menariknya kembali, ia menemukan seekor keledai mati yang terperangkap di dalamnya. Ia pun membuang bangkai itu dan mencoba lagi.
Pada lemparan kedua, jaringnya menangkap sebuah kendi besar yang penuh dengan lumpur dan pasir. Ia membersihkannya dan melempar jaringnya untuk ketiga kalinya. Kali ini, ia mendapatkan pecahan-pecahan tembikar dan kaca yang tidak berguna. Kecewa, ia pun bersiap untuk lemparan terakhirnya.
Pada lemparan keempat, jaringnya terasa sangat berat. Dengan susah payah, ia menariknya ke daratan dan menemukan sebuah botol tembaga yang tertutup rapat dengan segel dari timah yang memiliki cap Raja Sulaiman. Penasaran, ia membuka segel botol itu, dan tiba-tiba, asap tebal keluar dari dalamnya, membumbung tinggi ke langit. Asap itu kemudian berubah menjadi sosok jin besar yang menakutkan.
Jin yang Marah
Jin itu, yang telah terperangkap dalam botol selama berabad-abad, sangat marah. Ia berkata kepada sang nelayan bahwa ia telah bersumpah untuk membunuh siapa pun yang membebaskannya, karena selama ratusan tahun tidak ada yang datang untuk membebaskannya. Sang nelayan terkejut dan memohon agar jin itu mengampuninya, namun jin itu tetap bersikeras untuk membunuhnya.
Sang nelayan juga menceritakan kisah Pangeran dan Raksasa Betina
Sang nelayan, yang cerdik, berpura-pura tidak percaya bahwa jin sebesar itu bisa masuk ke dalam botol kecil. Jin, yang sombong, ingin membuktikan bahwa ia memang berasal dari botol itu. Ia pun berubah kembali menjadi asap dan masuk ke dalam botol. Dengan cepat, sang nelayan menutup botol itu kembali dan menyegelnya, menjebak jin tersebut di dalamnya.
Jin yang terperangkap memohon kepada sang nelayan untuk dibebaskan lagi, berjanji akan memberinya hadiah dan tidak akan mencelakainya.
Jin pun menceritakan beberapa kisah, diantaranya:
Sang nelayan, setelah memastikan janji jin itu, membuka botol tersebut. Jin pun keluar dan menepati janjinya dengan menunjukkan kepada sang nelayan sebuah danau yang penuh dengan ikan-ikan berwarna-warni yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Hadiah untuk Sultan
Sang nelayan menangkap beberapa ikan dari danau tersebut dan membawanya ke istana Sultan sebagai hadiah. Sultan sangat terkesan dengan ikan-ikan itu dan memerintahkan koki istana untuk memasaknya. Namun, ketika ikan-ikan itu akan dimasak, terjadi keajaiban: ikan-ikan itu berbicara dan mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya adalah manusia yang telah dikutuk.
Sultan, penasaran dengan kejadian aneh itu, memerintahkan sang nelayan untuk membawanya ke danau tempat ikan-ikan itu ditangkap. Di sana, mereka menemukan seorang pemuda yang setengah tubuhnya telah berubah menjadi batu. Pemuda itu menceritakan bahwa ia adalah pangeran dari kerajaan yang telah dikutuk oleh istrinya yang merupakan seorang penyihir jahat. Ia pun menceritakan bagaimana seluruh rakyatnya telah diubah menjadi ikan-ikan berwarna-warni oleh istrinya.
Akhir Cerita
Sultan, dengan bantuan sang nelayan dan pemuda tersebut, berhasil mengalahkan penyihir jahat itu dan membebaskan rakyat yang telah dikutuk. Pemuda itu pun kembali menjadi manusia sepenuhnya dan diangkat menjadi raja oleh Sultan.
Berikut adalah kisah lengkap Sang Pangeran yang dikutuk setengah tubuhnya menjadi Batu
Sang nelayan, sebagai penghargaan atas jasanya, diberikan kekayaan dan hidup bahagia bersama keluarganya.
Demikianlah kisah sang nelayan yang cerdik, yang berhasil mengalahkan jin yang marah dan membantu membebaskan sebuah kerajaan dari kutukan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa kecerdikan dan keberanian dapat mengatasi bahaya yang paling menakutkan sekalipun.