Film ini disutradarai oleh Rudy Soedjarwo, Penulis Skenario: Jujur Prananto, Pemain Utama: Dian Sastrowardoyo (Cinta), dan Nicholas Saputra (Rangga)
Film ini mengajarkan bahwa cinta tidak selalu tentang memiliki, melainkan tentang pengertian, pengorbanan, dan waktu yang tepat.
Awal Mula Film AADC
Film dibuka di sebuah SMA favorit di Jakarta. Fokus utama langsung mengarah pada tokoh Cinta, seorang siswi populer yang cantik, cerdas, dan berbakat dalam menulis puisi. Ia memiliki geng sahabat dekat yang terdiri dari Alya, Maura, Milly, dan Carmen. Bersama mereka, Cinta menjalani kehidupan remaja yang penuh warna, dari belajar hingga bersosialisasi.
Cinta juga menjadi pengurus majalah sekolah, tempat ia menyalurkan minatnya dalam menulis puisi dan karya sastra. Ia bahkan mengikuti kompetisi puisi tingkat sekolah.
Perkenalan dengan Rangga
Ketika kompetisi puisi diumumkan, Cinta yakin ia akan menang. Namun ternyata, pemenangnya adalah seorang siswa pendiam dan misterius bernama Rangga, yang jarang bersosialisasi dan dianggap “aneh” oleh teman-teman sekolah.
Rangga hidup sederhana dan tinggal bersama ayahnya, seorang mantan jurnalis idealis yang tersingkir karena keberaniannya mengkritik pemerintah. Ibunya telah lama meninggalkan mereka. Sifat Rangga yang introvert, sinis, dan tertutup membuatnya dijauhi oleh banyak siswa, termasuk geng Cinta.
Cinta yang awalnya kecewa karena kalah, terpaksa menemui Rangga untuk mewawancarainya demi artikel majalah sekolah. Pertemuan pertama mereka dingin dan penuh ketegangan, karena Rangga terkesan arogan dan tidak peduli dengan dunia sekitar.
Hubungan Cinta dan Rangga Mulai Berkembang
Walaupun awalnya tidak akur, Cinta mulai penasaran dengan kepribadian Rangga. Ia menemukan bahwa Rangga memiliki wawasan luas, daya pikir kritis, dan selera sastra yang tinggi. Lambat laun, Cinta justru tertarik dengan kedalaman dan ketulusan Rangga, yang sangat berbeda dari teman-temannya yang lain.
Sementara itu, sahabat-sahabat Cinta mulai merasa bahwa ia menjauh dari mereka, karena terlalu sering menghabiskan waktu dengan Rangga. Konflik mulai muncul, terutama ketika Alya mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan butuh dukungan Cinta, namun Cinta lebih memilih menemani Rangga.
Konflik Emosional: Antara Cinta dan Persahabatan
Persahabatan geng Cinta mulai goyah. Mereka menuduh Cinta berubah dan egois. Cinta merasa tertekan karena harus memilih antara kesetiaan pada sahabat-sahabatnya atau perasaannya kepada Rangga.
Sementara itu, Rangga juga mengalami konflik batin. Ia mulai membuka diri pada Cinta, tetapi masa lalu dan trauma keluarganya membuatnya ragu. Ayah Rangga akhirnya memutuskan untuk pindah ke New York, karena merasa tidak memiliki tempat lagi di Indonesia. Rangga diminta ikut.
Tanpa sepengetahuan Cinta, Rangga berencana pergi diam-diam.
Klimaks: Perpisahan yang Menyakitkan
Setelah konflik memuncak dan Cinta menyadari bahwa Rangga akan pergi, ia mengejar Rangga ke bandara, ditemani sahabat-sahabatnya yang akhirnya mendukung Cinta. Adegan ini sangat emosional dan menjadi salah satu adegan paling ikonik dalam perfilman Indonesia.
Di bandara, Rangga mengucapkan salam perpisahan secara singkat, dingin, dan tanpa penjelasan. Cinta merasa terpukul. Namun sebelum pergi, Rangga memberikan sebuah buku puisi kepada Cinta, dan menyuruhnya membacanya nanti.
Akhir Cerita
Setelah Rangga pergi, Cinta membuka buku tersebut dan menemukan sebuah puisi cinta dari Rangga. Dalam puisi itu, Rangga mengungkapkan perasaannya yang tulus kepada Cinta dan betapa ia sebenarnya mencintainya, tetapi tidak bisa mengatakannya secara langsung.
Puisi itu juga menjadi simbol bahwa meski Rangga telah pergi, perasaan mereka tidak berakhir. Ada sebuah janji dalam kata-kata, dan harapan bahwa mereka akan bertemu kembali suatu hari nanti.
Sekuel Lanjutannya … (AADC 2)
Film ini dimulai 14 tahun setelah peristiwa di film pertama.
Cinta kini adalah wanita dewasa, pemilik galeri seni di Jakarta, dan sudah bertunangan dengan seorang pria bernama Trian, seorang pengusaha yang baik dan mapan. Cinta tetap menjaga persahabatan dengan geng lamanya: Maura, Carmen, dan Milly (yang kini menikah dengan Mamet dan sedang hamil tua).
Sementara itu, Rangga tinggal di New York dan bekerja di sebuah kedai kopi. Ia menjalani hidup tertutup, dingin, dan belum pernah menjalin hubungan serius sejak meninggalkan Indonesia.
Kembali ke Masa Lalu
Rangga kembali ke Indonesia karena ibunya sakit. Ia berkunjung ke Yogyakarta dan mulai menyusuri jejak masa lalunya. Dalam proses itu, Rangga akhirnya bertemu adik tirinya dan memahami sisi lain dari masa lalu ibunya yang selama ini ia hindari.
Sementara itu, Cinta dan sahabat-sahabatnya sedang liburan di Yogyakarta, sebagai reuni kecil.
Salah satu sahabat mereka, Alya, diceritakan telah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan, dan ini menjadi luka tersendiri bagi mereka semua.
Pertemuan Tak Terduga
Di Yogyakarta, Rangga dan Cinta dipertemukan kembali secara tak sengaja oleh Carmen. Carmen memaksa Rangga untuk bertemu langsung dengan Cinta, meski Cinta awalnya enggan.
Pertemuan itu tegang dan emosional. Cinta masih menyimpan amarah dan luka karena Rangga menghilang begitu saja tanpa kabar selama bertahun-tahun. Rangga berusaha menjelaskan bahwa ia menulis surat, tetapi tidak pernah dikirimkan karena perasaannya yang tidak yakin saat itu.
Mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama, berbicara dari hati ke hati, menyusuri tempat-tempat di Yogyakarta, mengenang masa lalu, dan berbagi tentang hidup mereka sekarang. Ada kehangatan yang muncul kembali di antara mereka.
Konflik Emosional
Walau perasaan lama mulai muncul kembali, Cinta berada dalam posisi sulit karena ia telah bertunangan dengan Trian, yang mencintainya dan siap menikah.
Rangga menawarkan agar mereka mencoba memulai kembali, tetapi Cinta marah dan tersinggung, karena menurutnya Rangga datang kembali saat hidupnya sudah tertata, lalu mengacaukannya lagi.
Cinta kembali ke Jakarta dalam kondisi emosional yang campur aduk, dan Rangga pun kembali ke New York dengan kecewa.
Keputusan Cinta
Setelah pulang ke Jakarta, Cinta menceritakan segalanya pada Trian, termasuk perasaannya yang belum selesai dengan Rangga. Trian kecewa tapi bersikap dewasa, dan akhirnya mereka berpisah dengan baik-baik.
Di New York, Rangga tampak murung dan kembali menjalani rutinitas. Tapi sebuah kejutan terjadi: Cinta datang ke New York, menemui Rangga di kedai kopi tempatnya bekerja.
Mereka saling menatap. Cinta tidak mengatakan banyak kata, hanya mengangkat wajahnya dan tersenyum — cukup untuk menjawab semua pertanyaan. Rangga memeluknya.
Akhir yang Penuh Harapan
Film berakhir dengan Cinta dan Rangga berjalan menyusuri jalanan New York, melanjutkan cinta mereka yang sempat tertunda selama 14 tahun.
Tak ada janji eksplisit atau rencana langsung untuk menikah, tapi kehadiran Cinta di New York menandakan bahwa mereka memutuskan untuk bersama, tanpa perlu banyak kata-kata.