Berikut adalah kaleidoskop peristiwa penting di Indonesia sepanjang tahun 1958 :
Bulan | Peristiwa Penting |
---|---|
Januari | – Ketegangan antara pemerintah pusat dan daerah semakin meningkat, terutama di Sumatra dan Sulawesi, akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan politik dan ekonomi Jakarta. – Gerakan separatis semakin aktif di berbagai daerah, dengan militer mulai bersiap menghadapi ancaman pemberontakan. |
Februari | – 15 Februari: Dibentuknya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra, yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein di Padang, sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah pusat. – PRRI didukung oleh beberapa tokoh militer dan politik daerah, termasuk dari Sulawesi Utara yang membentuk Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). |
Maret | – Pemerintah pusat di bawah Kabinet Djuanda melancarkan operasi militer terhadap PRRI dan Permesta. – Pesawat-pesawat tempur TNI AU mulai menyerang basis PRRI di Sumatra. |
April | – 17 April: Pasukan TNI berhasil merebut kembali Kota Padang dari PRRI. – Amerika Serikat dan sekutu Barat diam-diam mendukung PRRI dan Permesta, tetapi bantuan mereka gagal mengubah jalannya konflik. |
Mei | – Operasi militer terhadap PRRI terus berlanjut, dengan banyak pemimpin PRRI melarikan diri ke pedalaman Sumatra. – Di Sulawesi, gerakan Permesta masih bertahan dengan dukungan beberapa pesawat tempur asing. |
Juni | – 18 Juni: Pilot CIA, Allen Pope, yang mendukung Permesta, berhasil ditembak jatuh dan ditangkap oleh pasukan Indonesia. – Penangkapan Pope membuktikan keterlibatan asing dalam pemberontakan di Indonesia. |
Juli | – 1 Juli: Pemerintah mulai mengendalikan kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai PRRI dan Permesta. – Militer Indonesia semakin kuat dan peranannya dalam politik nasional meningkat. |
Agustus | – 17 Agustus: Peringatan Hari Kemerdekaan ke-13 digelar di tengah suasana militerisasi yang semakin kuat di Indonesia. |
September | – Sisa-sisa pasukan PRRI dan Permesta mulai melemah, sementara pemerintah pusat memperketat kontrol terhadap daerah-daerah yang sebelumnya memberontak. |
Oktober | – Pemerintah semakin memperkuat kebijakan nasionalisasi perusahaan asing, terutama milik Belanda. |
November | – Negosiasi dengan beberapa pemimpin PRRI dan Permesta mulai dilakukan untuk mencari jalan damai. – Militer Indonesia memperkuat pengaruhnya dalam pemerintahan. |
Desember | – Gerakan PRRI dan Permesta semakin lemah, dengan sebagian besar pemimpinnya menyerah atau melarikan diri. – Pemerintah menegaskan kembali komitmen untuk mempertahankan persatuan Indonesia dan menindak tegas segala bentuk separatisme. |
Tahun 1958 merupakan tahun penuh konflik dengan pemberontakan PRRI dan Permesta, yang menjadi ancaman serius bagi pemerintah pusat. Militer Indonesia semakin kuat dan peran politiknya semakin dominan, yang kemudian menjadi landasan bagi kebijakan negara di tahun-tahun berikutnya.