Berikut adalah kaleidoskop peristiwa penting di Indonesia sepanjang tahun 1988, dengan satu peristiwa utama setiap bulannya:
Bulan | Peristiwa Penting |
---|---|
Januari | Pemerintah memperkenalkan kebijakan baru di sektor perbankan, sebagai bagian dari upaya reformasi keuangan untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing ekonomi. |
Februari | Industri strategis Indonesia, termasuk IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), mendapat suntikan dana lebih besar, menandakan ambisi negara dalam kemandirian teknologi. |
Maret | Soeharto resmi dilantik kembali sebagai Presiden RI untuk periode kelima (1988-1993) dalam Sidang Umum MPR (11 Maret), dengan Sudharmono terpilih sebagai Wakil Presiden. |
April | Diumumkan proyek pengembangan sistem telekomunikasi nasional, termasuk peningkatan jaringan telepon dan ekspansi televisi nasional untuk menjangkau daerah terpencil. |
Mei | Pemerintah meluncurkan Paket Deregulasi Mei 1988 (Pakto 88), yang memperlonggar aturan perbankan dan mendorong pendirian bank swasta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. |
Juni | Mulai meningkatnya tekanan terhadap kelompok-kelompok Islam dan aktivis pro-demokrasi, menyusul kebijakan pemerintah yang semakin menekankan stabilitas politik. |
Juli | Pembangunan proyek Waduk Kedung Ombo mendapat sorotan, karena dampaknya terhadap warga yang tergusur akibat proyek strategis ini. |
Agustus | HUT ke-43 RI ditekankan pada keberlanjutan pembangunan ekonomi dan stabilitas politik nasional. |
September | Program swasembada pangan kembali diperkuat, dengan investasi besar di sektor pertanian dan irigasi untuk meningkatkan produksi beras nasional. |
Oktober | Perayaan HUT ke-43 TNI menekankan modernisasi militer dan peningkatan keamanan nasional. |
November | Pemerintah melanjutkan proyek besar di sektor energi, termasuk pengembangan gas alam dan perluasan jaringan listrik di seluruh Indonesia. |
Desember | Tahun 1988 ditutup dengan lonjakan jumlah bank swasta baru, berkat deregulasi Pakto 88 yang mendorong pertumbuhan sektor keuangan. |
Tahun 1988 ditandai dengan pelantikan kembali Soeharto untuk periode kelima, serta Pakto 88 yang membuka jalan bagi liberalisasi sektor perbankan di Indonesia. Namun, kontrol politik terhadap oposisi dan aktivis semakin diperketat, sementara proyek-proyek besar seperti Waduk Kedung Ombo dan ekspansi industri strategis terus digenjot.