Kaleidoskop 1956

Berikut adalah kaleidoskop peristiwa penting di Indonesia sepanjang tahun 1956 :

BulanPeristiwa Penting
JanuariParlemen hasil Pemilu 1955 mulai bekerja, dengan partai-partai besar seperti PNI, Masyumi, NU, dan PKI memainkan peran utama.
Ketegangan politik meningkat, terutama terkait isu nasionalisasi ekonomi dan hubungan Indonesia-Belanda.
FebruariPembahasan penyusunan konstitusi baru dimulai di Konstituante, menggantikan UUD Sementara 1950.
Isu Irian Barat semakin menguat, dengan desakan agar pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap Belanda.
Maret– 2 Maret: Pemerintah secara resmi membatalkan Uni Indonesia-Belanda, sebagai respons terhadap penolakan Belanda menyerahkan Irian Barat.
Hubungan diplomatik Indonesia-Belanda semakin tegang, dengan ancaman pemutusan hubungan ekonomi.
April– 10 April: Pemerintah mulai mempercepat proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia.
Gerakan separatis mulai muncul di beberapa daerah, terutama di Sumatra dan Sulawesi.
Mei– 15 Mei: Pemerintah meluncurkan kebijakan reformasi ekonomi nasional, dengan memperkuat kontrol negara atas industri strategis.
Gerakan DI/TII masih aktif di Jawa Barat dan Aceh, memicu operasi militer lebih lanjut.
Juni– 5 Juni: Militer mulai mengawasi ketat gerakan separatis di Sumatra dan Sulawesi, terutama kelompok yang tidak puas dengan pemerintah pusat.
Juli– 1 Juli: Pemerintah mulai menata ulang struktur ekonomi nasional, untuk mengurangi ketergantungan pada perusahaan asing.
Kelompok-kelompok militer di daerah mulai menunjukkan ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat.
Agustus– 17 Agustus: Peringatan Hari Kemerdekaan ke-11 berlangsung dengan fokus pada kemandirian ekonomi dan perjuangan Irian Barat.
September– 15 September: Pemerintah semakin memperkuat kebijakan nasionalisasi, menargetkan lebih banyak perusahaan Belanda.
Muncul ketidakpuasan di kalangan elite militer terhadap kebijakan pemerintah.
Oktober– 5 Oktober: Peringatan Hari ABRI diwarnai dengan ketegangan antara militer dan pemerintah, terutama terkait peran militer dalam politik.
November– 30 November: Ketegangan politik semakin meningkat, dengan munculnya gerakan separatis di Sumatra dan Sulawesi yang menuntut otonomi lebih besar dari pemerintah pusat.
Desember– 20 Desember: Ketidakpuasan terhadap pemerintah semakin meluas, baik di kalangan militer maupun elite politik.
Situasi politik nasional semakin tidak stabil menjelang tahun 1957.

Tahun 1956 ditandai dengan pembatalan Uni Indonesia-Belanda, peningkatan upaya nasionalisasi ekonomi, serta munculnya ketegangan politik dan gerakan separatis di daerah. Tahun ini menjadi awal dari masa ketidakstabilan politik yang akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.